Napak Tilas PMKAJ US


Napak tilas mahasiswa Katolik, ajakan berbelarasa thumbnail

Para mahasiswa Katolik seluruh keuskupan agung Jakarta yang tergabung dalam Pastoran Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ) kembali gelar acara napak tilas.
Napak tilas, yang diadakan belum lama ini, adalah kegiatan tahunan bagi seluruh mahasiswa PMKAJ untuk mengenang dan mengambil bagian dalam perjalanan sengsara dan Wafat Yesus Kristus. Dari unit masing-masing, mereka berjalan kaki menuju katedral, Jakarta Pusat.
PMKAJ terbagi dalam empat unit. Mulai dari PMKAJ UT (Unit Timur), yaitu perkumpulan mahasiswa Katolik dari kampus-kampus yang terletak di Jakarta Timur. Mereka memulai perjalanan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun.
Lalu, Unit Pusat (PMKAJ UP), yaitu perkumpulan mahasiswa Katolik dari kampus-kampus yang letaknya di daerah Jakarta Pusat memulainya dari Harmoni, Jakarta Pusat.
Kemudian, Unit Barat (PMKAJ UB) yang merupakan perkumpulan mahasiswa Katolik dari kampus-kampus yang terletak di daerah Jakarta Barat melakukan perjalanan mulai dari Univeritas Tirsakti, di Grogol.
Selain itu, Unit Atma Jaya (Pastoral Atmajaya). Unit ini adalah khusus bagi mahasiwa Katolik di Universitas Katolik Atma Jaya. Mereka memulainya dari kampus Atma Jaya.
Serta ada juga Unit Selatan (PMKAJ US) yang merupakan perkumpulan mahasiswa Katolik yang berkuliah di kampus-kampus di daerah Depok, Jakarta Selatan dan sekitarnya. PMKAJ US yang menepuh perjalanan yang paling jauh dari mahasiswa lainnya. Dari Wisma Serikat (Wisma SJ) yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.
Ajakan berbelarasa
Waktu menunjukan pukul 06.00 WIB. Semua mahasiswa dari setiap unit sudah ada di halaman depan katedral Jakarta.
Peserta terlihat semangat. Sambil menanti wejangan Mgr Ignatius Suharyo, uskup keuskupan agung Jakarta, sekaligus ketua presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mereka terlihat masih sempat bercanda ria dengan teman masing-masing.
Dalam sambutannya, Uskup Suharyo memberikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh seluruh peserta. Uskup yakin, dorongan untuk rela berkorban terhadap diri dan sesama adalah motivasi dari kegiatan ini.
“Saya sungguh menghargai keikutsertaan di dalam napak tilas yang setiap tahun dilakukan pada hari Kamis Putih malam sampai hari Jumat Agung. Sungguh saya menghargai karena pasti mengandaikan kerelaan untuk berkorban”, ungkapnya.
Tidak hanya itu, kesempatan seperti ini, kata uskup, merupakan saat di mana semua mahasiswa saling mengenal satu sama lain.
“Bagi saya yang amat jelas, perziarahan ini adalah kesempatan unutk membangun persahabatan di antara adik-adik sekalian. Bukan hanya di unit-unit masing-masing. Tapi juga seluruh mahasiswa di keuskupan,” lanjutnya.
Harapannya, demikian uskup, pengalaman seperti ini mesti dikenang sebagai tanda kasih dan kehadiran Tuhan. “Semoga pengalaman ini terus dirasakan diingiat dikenan sebagai suatu rahmat Tuhan”, ucapnya.
Selain itu, uskup juga mengajak agar mahasiswa megenal identitasnya sebagai mahasiswa Katolik. Nilai-nalai Katolik, demikain dia, diharapkan ada, tumbuh dan berkembang dalam diri setiap mahasiswa.
Maka berbagai adagium seperti: “Aku ada maka aku ada”, aku berbelanja maka aku ada” atau aku tampil maka aku ada”, hendaknya tidak menjadi identitas mahasiswa Katolik. Pandangan seperti itu, demikian uskup, hanya menjauhkan mahasiswa Katolik dari Tuhan.
Sebagai jawaban, uskup ini mengajak agar semua mahasisiwa harus bisa menjadi manusia yang bisa berpikir dan berbuat serta berbelarasa yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan. Bukan hanya untuk diri sendiri, kelompok dan komunitasnya, tetapi, kepada siapa pun tanpa batas ras, suku, agama seperti tertuang dalam Pancasila.
“Mari kita berangkat dari cara pandang ini, saya berbelarasa maka saya ada. Dalam rangka itu, mengamalkan Pancasila menjadi sangat penting. Selamat berjuang, selamat bersahabat, selamat Paskah. Tuhan memberkati”, tutupnya.
Setelah sambutan, dilanjutkan dengan pemberian buah tangan kepada uskup. Sejumlah 5 buah diberikan, mewakili 5 unit PMKAJ yang diwakili oleh masing-masing koordinator. Lalu, diikuti dengan berkat penutup.


Sambut Gembira
Benyak yang menyambut acara ini dengan gembira, terutama panitia yang menyukseskan acara ini. Bahkan untuk menyukseskannya, butuh pengorbanan yang tak sedikit. Membagi waktu dengan berbagai tugas perkuliahan.
“Inilah manfaat berorganisasi. Walaupun kita dalam kekurangan, kita tetap memiliki ide untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi. Kami sangat bersyukur karena kami bisa berkorban untuk kepentingan bersama, terutama untuk Tuhan seperti dalam acara napak tilas ini”, ungkap Bernadeta Pangaribuan, anggota divisi dana dan usaha PMKAJ Unit Selatan.
Selain itu, Laura, koordinator Pastoran Atma Jaya (PA) mengatakan kegembiraannya mengikuti napak tilas. Bagi dia, acara ini tidak sekedar menempuh perjalanan nan jauh dan melelahkan. Lebih dari itu merupakan saat mendalami sengsara dan wafat Yesus. Maka, ia mengharapkan di tahun-tahun yang akan datang, acara ini tetap diadakan.
“Semoga acara ini tetap ada untuk ke depannya. Semoga acara ini berguna”, ungkap mahasiswi jurusan Teknik Industri ini.
Lalu Vanesa dari PMKAJ UT juga mengharapkan agar acara ini tetap dipertahankan. Ia begitu gembira karena bisa bertemu dengan sesama mahasiswa Katolik dari berbagai kampus dan unit. Apalagi bisa menyempatkan diri untuk bertatap muka dengan Uskup. Peristiwa yang jarang terjadi.
“Walaupun lelah, mulai dari persiapan sampai hari ini, semuanya terbayar. Apalagi, kita bisa berjabatan dan berpose bersama dengan bapa Uskup. Lebih dari itu, yang pasti kita juga bergembira kerena bisa mengambil bagian dalam sengsara Yesus”, ungkapnya. (Laporan dari Ario Jempau).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PMKAJ US

Napak Tilas PMKAJ US